Kehidupan ini terus berlalu tanpa kita sadari.
Keraguan-keraguan silih berganti menghampiri, keputusan harus segera dibuat.
Dalam Quran surat Al Insyirah ayat 7 Allah berfirman, ”Maka apabila kamu
telah selesai dari satu urusan maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan
yang lain”. Ya, hidup harus terus bergerak dari satu waktu ke waktu yang lain,
dari satu masalah ke masalah yang lain, dari satu kejadian ke kejadian
berikutnya. Itulah ritme kehidupan yang selalu berputar maka sesudah selesai
menunaikan satu tugas siapkan diri untuk menunaikan tugas lainnya. Tapi seringnya
kita terpaku pada satu titik, satu tempat, atau satu hal membuat hidup
terkungkung pada rutinitas. Jika selama ini rutinitas yang kita jalani sudah
baik dan benar tentu harus kita syukuri dan dijaga. Tapi apakah tidak ingin
melakukan hal lain? Jika rutinitas selama ini sudah bisa memberikan manfaat dan
memecahkan masalah untuk lingkungan sekitar, apakah tidak ingin menjamah tempat
lain dan memberikan manfaat lebih luas? Apalagi jika rutinitas yang dijalani
selama ini belum tentu benar, apakah tidak ingin memperbaikinya dengan terus
bergerak dan berubah? Tulisan ini hanya bermaksud mengajak agar kita
mengerjakan apa yang bisa dikerjakan. Terlepas dari rutinitas dan rasa puas
dari hasil yang telah didapat.
Bergerak, bergerak, dan berdosa itu lebih mulia
daripada diam berpahala. Kalimat di samping mungkin terasa begitu memudahkan
perihal dosa namun sebenarnya syarat akan makna. Bergerak, terus bergerak
mencoba segala kemungkinan meski seringnya terjatuh dan salah membuat kita tahu
bahwa nantinya hal itu tak boleh diulang lagi. Terus bergerak juga bagian dari
memanfaatkan waktu dan mensyukuri kesempatan hidup yang masih diberikan
oleh-Nya. Ada pepatah mengatakan diam itu emas, namun dalam hal ini mari kita
coret pepatah itu. Tanyakan pada diri sendiri apakah yang telah kita lakukan
untuk diri sendiri, orang-orang sekitar, dan lingkungan yang kita tinggali. Mari
kita periksa keadaan dan membaca tanda-tanda, apakah ada yang bisa kita
lakukan? Atau adakah yang harusnya kita lakukan dan belum kita lakukan?
“Kemaksiatan
yang memberi bekas rasa hina dan hancur dihadapan-Nya karena kemaksiatan, lebih
baik daripada ketaatan yang meninggalkan rasa bangga dan sombong.”(Ibnu
Athaillah as-Sakandari)
Jika sebuah keburukan terjadi menjadikan kita lebih baik, berarti itulah
sebuah kebaikan sesungguhnya. Manusia tempatnya lupa dan salah, begitukan
katanya? Untuk itu jangan takut mencoba dan salah. Kita akan terus belajar
selama hayat masih dikandung badan. Terjatuh? Itu isyarat bahwa kita akan
bangkit berdiri lebih kuat. Bukankah Allah azza wa jalla akan selalu memberi
pertolongan. Hidup itu bagai ingin membangun rumah satu per satu menumpuk bata,
butuh proses. Salah dan terjatuh adalah bagian dari proses tersebut. jangan takut mencoba, jangan takut berubah, dan jangan takut menjadi pembeda.
“Hidup hanyalah kesempatan membuat pilihan,
segalanya digulirkan dan digilirkan. Apapun yang kita pilih, ujungnya adalah
tanggung jawab. Memikul tanggung jawab apapun pasti melelahkan. Tidak ada hidup
yang tidak melelahkan. Yang membedakan hanya bagaimana memahami setiap
konsekuensi pilihan dengan sikap terbaik.”
saya sedang lewat dan mampir ketika mencari sebuah pengertian apa maksud dari "Bergerak tapi berdosa lebih baik dari pada diam berpahala..."
BalasHapussalam kenal dan please follow my blog dong... like I follow you :)
terima kasih mas...maaf, semakin jarang buka blog ^^
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus