Minggu, 09 Februari 2014

Teruslah Bergerak!

       Kehidupan ini terus berlalu tanpa kita sadari. Keraguan-keraguan silih berganti menghampiri, keputusan harus segera dibuat. Dalam Quran surat Al Insyirah ayat 7 Allah berfirman, ”Maka apabila kamu telah selesai dari satu urusan maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain”. Ya, hidup harus terus bergerak dari satu waktu ke waktu yang lain, dari satu masalah ke masalah yang lain, dari satu kejadian ke kejadian berikutnya. Itulah ritme kehidupan yang selalu berputar maka sesudah selesai menunaikan satu tugas siapkan diri untuk menunaikan tugas lainnya. Tapi seringnya kita terpaku pada satu titik, satu tempat, atau satu hal membuat hidup terkungkung pada rutinitas. Jika selama ini rutinitas yang kita jalani sudah baik dan benar tentu harus kita syukuri dan dijaga. Tapi apakah tidak ingin melakukan hal lain? Jika rutinitas selama ini sudah bisa memberikan manfaat dan memecahkan masalah untuk lingkungan sekitar, apakah tidak ingin menjamah tempat lain dan memberikan manfaat lebih luas? Apalagi jika rutinitas yang dijalani selama ini belum tentu benar, apakah tidak ingin memperbaikinya dengan terus bergerak dan berubah? Tulisan ini hanya bermaksud mengajak agar kita mengerjakan apa yang bisa dikerjakan. Terlepas dari rutinitas dan rasa puas dari hasil yang telah didapat.
       Bergerak, bergerak, dan berdosa itu lebih mulia daripada diam berpahala. Kalimat di samping mungkin terasa begitu memudahkan perihal dosa namun sebenarnya syarat akan makna. Bergerak, terus bergerak mencoba segala kemungkinan meski seringnya terjatuh dan salah membuat kita tahu bahwa nantinya hal itu tak boleh diulang lagi. Terus bergerak juga bagian dari memanfaatkan waktu dan mensyukuri kesempatan hidup yang masih diberikan oleh-Nya. Ada pepatah mengatakan diam itu emas, namun dalam hal ini mari kita coret pepatah itu. Tanyakan pada diri sendiri apakah yang telah kita lakukan untuk diri sendiri, orang-orang sekitar, dan lingkungan yang kita tinggali. Mari kita periksa keadaan dan membaca tanda-tanda, apakah ada yang bisa kita lakukan? Atau adakah yang harusnya kita lakukan dan belum kita lakukan?

 “Kemaksiatan yang memberi bekas rasa hina dan hancur dihadapan-Nya karena kemaksiatan, lebih baik daripada ketaatan yang meninggalkan rasa bangga dan sombong.”(Ibnu Athaillah as-Sakandari)

       Jika sebuah keburukan terjadi  menjadikan kita lebih baik, berarti itulah sebuah kebaikan sesungguhnya. Manusia tempatnya lupa dan salah, begitukan katanya? Untuk itu jangan takut mencoba dan salah. Kita akan terus belajar selama hayat masih dikandung badan. Terjatuh? Itu isyarat bahwa kita akan bangkit berdiri lebih kuat. Bukankah Allah azza wa jalla akan selalu memberi pertolongan. Hidup itu bagai ingin membangun rumah satu per satu menumpuk bata, butuh proses. Salah dan terjatuh adalah bagian dari proses tersebut. jangan takut mencoba, jangan takut berubah, dan jangan takut menjadi pembeda. 

“Hidup hanyalah kesempatan membuat pilihan, segalanya digulirkan dan digilirkan. Apapun yang kita pilih, ujungnya adalah tanggung jawab. Memikul tanggung jawab apapun pasti melelahkan. Tidak ada hidup yang tidak melelahkan. Yang membedakan hanya bagaimana memahami setiap konsekuensi pilihan dengan sikap terbaik.”

3 komentar:

  1. saya sedang lewat dan mampir ketika mencari sebuah pengertian apa maksud dari "Bergerak tapi berdosa lebih baik dari pada diam berpahala..."

    salam kenal dan please follow my blog dong... like I follow you :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih mas...maaf, semakin jarang buka blog ^^

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus

kakakpertama akan sangat berterimakasih jika ada yang mau mampir memberi komentar!